Minggu, 06 Januari 2013

Profil Cianjur

Kabupaten Cianjur, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya terletak di kecamatanCianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta di Utara , Kabupaten Bandung,Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat.
Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit.
Lahanlahan pertanian tanaman pangan dan hortikulturapeternakanperikananperkebunan dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.

Folosofi Cianjur
Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni ngaos, mamaos dan maenpo yang mengingatkan tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup. Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan ke beragamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur ada dari ketiadan yakni sekitar tahun 1677 dimana tatar Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai. Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi pupuhu (pemimpin) tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. 

Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaanNya. Sedangkan Maenpo adalah seni diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan). 

Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan didalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. 

Sedangkan visi pembangunan Kabupaten Cianjur untuk kurun waktu 5 tahun dari tahun 2011 sampai 2016 adalah Terwujudnya Kabupaten Cianjur lebih sejahtera dan berakhlaqul karimah.
Profil Bupati
Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh MM, lahir di Cianjur tanggal 3 Pebruari 1953, terpilih sebagai Bupati Cianjur dalam pilkada langsung Tahun 2011. Sampai saat ini dikaruniai empat orang anak dari istrinya yang bernama Hj.Yana Rosdiana, SH.. beralamat di Jl. Didi Prawira No. 01 RT/RW : 003/015 Kel.Solokpandan Cianjur diangkat menjadi bupati Cianjur untuk periode 2011-2016.

Dedikasinya yang cukup tinggi telah mengatarkan Drs. Tjetjep Muchtar Soleh MM dalam menduduki jabatan dalam kepemerintahan sebagai :
1.
Mantri Polisi Kec.Cikalongkulon
1980-1982
2.
Pemeriksa Ekonomi dan Kesra
1986-1987
3.
Camat Sukanagara
1987-1990
4.
Camat Cikalongkulon
1990-1993
5.
Kepala Bagian Sosial Setda Cianjur
1994-1998
6.
Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan
1998-2001
7.
Kepala Bappeda Cianjur
2001-2005
8.
Asisten III Bidang Administrasi Pemerintahan
2005-2006

Sementara itu riwayat pendidikan baik formal dan nonformal yang telah ditempuhnya sebagai berikut:
A. Pendidikan Formal:
1.
SD Negeri Cianjur
1965
2.
SMP Negeri Cianjur
1968
3.
SMA Negeri (Paspal) Cianjur
1971
4.
APDN Bandung
1977
5.
Institut Ilmu Pemerintahan Depdagri Jakarta
1985
6.
Program MM STIE-IPWI Jakarta
1998

B. Diklat Struktural:
1.
SUSPIMPEMDAGRI Ang. I Secapa AD Bandung
1989
2.
SPADYA Diklat Propinsi Jawa Barat – Bandung
1994
3.
SPAMEN LAN-RI Jakarta
2002

C. Diklat-diklat lain:
1.
Penataran Norma Pemeriksaan Bagi Petugas Itwil Kab Cianjur
2.
Penataran Pemantapan UDKP
3.
Pelatihan Pelembagaan Pemantauan Wilayah
4.
Diklat Reinverting Government management
5.
Manajemen Sektor Ekonomi Strategis
6.
Penyegaran Ketenagakerjaan LK Tripartit

Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang dimilikinya tidak heran jika Drs. H.Tjetjep Muchtar Soleh MM, ikut aktif dalam organisasi-organisasi seperti :
1.
ICMI Cianjur (Wakil Ketua)
2.
PMI Cianjur (Wakil Ketua)
3.
IPHI Cianjur (Wakil Ketua)
4.
Dewan Mesjid Indonesia Cianjur (Penasehat)
5.
MUI Cianjur (Wakil Ketua Bidang Organisasi)
6.
BAZIS Cianjur (Wakil Ketua)
7.
Yayasan Kanker Indonesia (Wakil Ketua)
8.
Yayasan Rereongan Bersemi (Wakil Ketua)

Berbagai aktifitasnya yang begitu padat menunjukkan kepiawaian beliau sehingga, tidak heran jika beliau meraih penghargaan “Medali Perjuangan ‘45” pada tahun 1990.

Khas Cianjur
Menurut cerita tahun 1850 di Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Cianjur ada Kiayi dan Petani bernama H. Djarkasih atau Mama Acih menemukan anak ayam jantan di kebunnya.

Anak ayam yang trundul di bawa pulang dan dipelihara. Pertumbuhan anak ayam tersebut sangat pesat menjadi seekor Ayam Jago bertubuh besar dan tinggi serta suara kokoknya panjang mengalun dan berirama. Ayam jantan itu dinamakan Ayam Pelung dan oleh Mama Acih dikembangkan, dikawinkan dengan ayam betina biasa.

Sekarang Ayam Pelung ini semakin terkenal dan cukup diminati oleh masyarakat umum, wisatawan nusantara dan mancanegara. Seorang Putra Kaisar Jepang pernah berkunjung ke Warungkondang untuk melihat peternakan Ayam Pelung tersebut. Bahkan di Cianjur setiap tahun diselenggarakan kontes Ayam Pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam Pelung terbaik yang menjadi juara kontes bisa mencapai harga jutaan rupiah.
Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam mengahiri suara / kokokannya dengan posisi melengkung.
Ayam pelung merupakan salah satu jenis ayam lokal indonesia yang mempunyai karakteristik khas, yang secara umum ciri ciri ayam pelung dapat digambarkan sebagai berikut :
·         Badan: Besar dan kokoh (jauh lebih berat / besar dibanding ayam lokal biasa)
·         Cakar: Panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning atau putih
·         Pial: Besar, bulat dan memerah
·         Jengger: Besar, tebal dan tegak, sebagian miring dan miring, berwarna merah dan berbentuk tunggal
·         Warna bulu: Tidak memiliki pola khas, tapi umumnya campuran merah dan hitam ; kuning dan putih ; dan atau campuran warna hijau mengkilat
·         Suara: Berkokok berirama, lebih merdu dan lebih panjang dibanding ayam jenis lainnya.
Budidaya Ayam Pelung
Budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan ayam pelung yang unggul dan baik terus dilakukan secara teliti dan tepat, yang mencakup antara lain : Pemilihan Induk, Pemilihan Pejantan, Teknik pemeliharaan dan kesehatan (sanitasi kandang & vaksinasi berkala). Dengan perkembangan teknologi belakangan ini, kita semua sependapat bahwa ayam pelung harus dikembangkan dan dibudidayakan secara maksimal untuk kepentingan kesejahteraan manusia, tetapi dari sisi melestarikan dan mengembangkan ayam pelung dengan tidak harus merusak atau memusnahkan ras pelung yang sudah ada dan terbukti memiliki berbagai keunggulan.

Kontes Dan Bursa Ayam Pelung
Seperti halnya burung perkutut atau burung kicauan lainnya, ayam jago pelung juga dikonteskan yang menitik beratkan kepada alunan suaranya, dan sekarang ini hampir semua aspek sudah mendapat penilaian dalam suatu kontes : kontes suara khusus untuk jago ayam pelung, kontes penampilan, bobot badan dan juga untuk Pelung betina yang meliputi lomba lokal, nasional maupun internasional yang telah diagendakan secara terorganisir pada setiap tahunnya.
Pada kontes Ayam Pelung tersebut selain diadakan lomba tarik suara dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari anak ayam sampai ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), sampai kepada ayam pelung yang sudah jadi (siap kontes). Dengan demikian lomba/kontes ayam pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan sosialisasi khusus ayam pelung. Melalui bursa semacam ini para pembeli, penjual dan penggemar merasa puas karena pada umumnya mendapatkan bibit-bibit maupun induk yang berkualitas dan tambahan pengetahuan tentang segala hal mengenai ayam pelung yang cukup memuaskan dari sesama peternak dan penggemar.

Sejarah Tembang Cianjuran
Mamaos terbentuk pada masa pemerintahan bupati Cianjur RAA. Kusumaningrat (18341864). Bupati Kusumaningrat dalam membuat lagu sering bertempat di sebuah bangunan bernama Pancaniti. Oleh karena itulah dia terkenal dengan nama Kangjeng Pancaniti. Pada mulanya mamaos dinyanyikan oleh kaum pria. Baru pada perempat pertama abad ke-20 mamaos bisa dipelajari oleh kaum wanita. Hal ituTerbukti dengan munculnya para juru mamaos wanita, seperti Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu O’oh, Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah.
Bahan mamaos berasal dari berbagai seni suara Sunda, seperti pantunbeluk (mamaca), degung, serta tembang macapat Jawa, yaitu pupuh. Lagu-lagu mamaos yang diambil dari vokal seni pantun dinamakan lagu pantun atau papantunan, atau disebut pula lagu Pajajaran, diambil dari nama keraton Sunda pada masa lampau. Sedangkan lagu-lagu yang berasal dari bahan pupuh disebut tembang. Keduanya menunjukan kepada peraturan rumpaka (teks). Sedangkan teknik vokal keduanya menggunakan bahan-bahan olahan vokal Sunda. Namun demikian pada akhirnya kedua teknik pembuatan rumpaka ini ada yang digabungkan. Lagu-lagu papantunan pun banyak yang dibuat dengan aturan pupuh.
Pada masa awal penciptaannya, Cianjuran merupakan revitalisasi dari seni Pantun. Kacapi dan teknik memainkannya masih jelas dari seni Pantun. Begitu pula lagu-lagunya hampir semuanya dari sajian seni Pantun. Rumpaka lagunya pun mengambil dari cerita Pantun Mundinglaya Dikusumah.
Pada masa pemerintahan bupati RAA. Prawiradiredja II (18641910) kesenian mamaos mulai menyebar ke daerah lain. Rd. Etje Madjid Natawiredja (18531928) adalah di antara tokoh mamaos yang berperan dalam penyebaran ini. Dia sering diundang untuk mengajarkan mamaos ke kabupaten-kabupaten di Priangan, di antaranya oleh bupati Bandung RAA. Martanagara (1893—1918) dan RAA. Wiranatakoesoemah (19201931 & 19351942). Ketika mamaos menyebar ke daerah lain dan lagu-lagu yang menggunakan pola pupuh telah banyak, maka masyarakat di luar Cianjur (dan beberapa perkumpulan di Cianjur) menyebut mamaos dengan nama tembang Sunda atau Cianjuran, karena kesenian ini khas dan berasal dari Cianjur. Demikian pula ketika radio NIROM Bandung tahun 1930-an menyiarkan kesenian ini menyebutnya dengan tembang Cianjuran.
Sebenarnya yayaya istilah mamaos hanya menunjukkan pada lagu-lagu yang berpolakan pupuh (tembang), karena istilah mamaos merupakan penghalusan dari kata mamaca, yaitu seni membaca buku cerita wawacan dengan cara dinyanyikan. Buku wawacan yang menggunakan aturan pupuh ini ada yang dilagukan dengan teknik nyanyian rancag dan teknik beluk. Lagu-lagu mamaos berlaras pelog (degung), sorog (nyorog; madenda), salendro, serta mandalungan. Berdasarkan bahan asal dan sifat lagunya mamaos dikelompokkan dalam beberapa wanda, yaitu: papantunan, jejemplangan, dedegungan, dan rarancagan. Sekarang ditambahkan pula jenis kakawen dan panambih sebagai wanda tersendiri. Lagu-lagu mamaos dari jenis tembang banyak menggunakan pola pupuh KinantiSinomAsmarandana, dan Dangdanggula, serta ada di antaranya lagu dari pupuh lainnya.
Lagu-lagu dalam wanda papantunan di antaranya PapatatRajamantriMupu KembangRandeganRandegan KendorKaleonManyeuseupBalagenyatPutri LayarPangapungan,RajahGelang GadingCandrawulan, dsb. Sementara dalam wanda jejemplangan di antaranya terdiri dari Jemplang PangantenJemplangCidadapJemplang Leumpang,Jemplang TitiJemplang Pamirig, dsb. Wanda dedegungan di antaranya Sinom Degung, Asmarandana Degung, Durma Degung, Dangdanggula Degung, Rumangsang Degung, Panangis Degung dan sebagainya. Wanda rarancagan di antaranya; Manangis, Bayubud, Sinom Polos, Kentar Cisaat, Kentar Ajun, Sinom Liwung, Asmarandana Rancag, Setra, Satria, Kulu-kulu Barat, Udan Mas, Udan Iris, Dangdanggula Pancaniti, Garutan, Porbalinggo, Erang Barong dan sebagainya. Wanda kakawen di antaranya: Sebrakan Sapuratina, Sebrakan Pelog, Toya Mijil, Kayu Agung, dan sebagainya. Wanda panambih di antaranya: Budak Ceurik, Toropongan, Kulu-kulu Gandrung Gunung, Renggong Gede, Panyileukan, Selabintana, Soropongan, dsb.
Pada mulanya mamaos berfungsi sebagai musik hiburan alat silaturahmi di antara kaum menak. Tetapi mamaos sekarang, di samping masih seperti fungsi semula, juga telah menjadi seni hiburan yang bersifat profit oleh para senimannya seperti kesenian. Mamaos sekarang sering dipakai dalam hiburan hajatan perkawinan, khitanan, dan berbagai keperluan hiburan atau acara adat.

Kampus UNSUR (Universitas Suryakancana Cianjur)

Visi

Universitas Suryakancana Cianjur Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Lulusannya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Misi

Membangun Universitas Suryakancana Cianjur dengan kebenaran akademik dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu, dam akhirnya Universitas Suryakancana Cianjur menjadi Universitas yang berkualitas baik di tingkat regional, nasional maupun global serta memiliki jati diri yang khas sebagai bagian dari masyarakat Cianjur.

Sejarah Unsur 

Pada saat mengawali berdirinya Universitas Suryakancana Cianjur memiliki 2 (dua) Fakultas yakni Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi dan memulai aktivitas akademik pada tanggal 11 September 1964. Didirikan oleh Yayasan Pembina Perguruan Suryakancana (YPPS) pada tanggal 20 April 1964 dengan Akte Notaris Abu Bakar Yacub, Nomor 5.

Dalam perkembangannya Fakultas Hukum merupakan salah satu Fakultas di Universitas Suryakancana yang bertahan sampai dengan tahun 1975 dan kemudian atas masukan dan saran dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III (kini wilayah IV) Fakultas Hukum ‑ Universitas Suryakancana dikukuhkan menjadi Sekolah Tinggi Hukum Suryakancana melalui Surat Keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III Jawa Barat Nomor 75 tahun 1975, tanggal 12 Nopember 1975.

Adanya perkembangan kebijaksanaan Pemerintah dibidang pendidikan, pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, membawa implikasi pengadaan guru, tidak hanya mencukupi jumlah dan penyebarannya, tetapi dituntut pula keharusan memenuhi kompetensi dan kemampuan yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Persatuan Guru Republik Indonesia dan Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dalam kurun waktu tahun 1975 ‑ 1980, telah berusaha memberikan pelayanan peningkatan pendidikan guru pada berbagai tingkat P.G.S.LP/P.G.S.M.T.P, I.K.I.P Afiliasi, kemudian menjadi I.K.I.P EXTENTION dengan program studi CIVIC HUKUM. BAHASA INDONESIA dan BIMBINGAN PENYULUHAN.

Dorongan oleh adanya perkembangan dan perubahan peraturan dalam penyelenggaraan PENDIDIKAN TINGGI, mulai tahun 1980 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Cianjur telah berusaha merintis pendirian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) dengan program studi Bimbingan dan Penyuluhan, Pendidikan Kewarga Negara dan Pendidikan Bahasa Indonesia. Resmi perkuliahan dimulai tanggal 18 Juli 1981, bertempat di GEDUNG GURU INDONESIA Kabupaten Cianjur. Alhamdulillah setelah menyelenggarakan kuliah selama lebih kurang 4 tahun berpindah-pindah dari Gedung PGRI jalan Aria Cikondang 22 Cianjur, ke SD Ibu Dewi VII, ke PGA Negeri 4 tahun di wilayah Cianjur kota, akhirnya STKIP Suryakancana bersama-sama STHS menempati Gedung baru di komplek Pasir Gede Raya Cianjur, bantuan Pemerintah Kabupaten Cianjur yang saat itu ketua umum panitia pembangunan Universitas Suryakancana Bapak Bupati Ir. H. Adjat Sudrajat Sudiraharja (Alm). Pada tahun 1985 dengan surat keputusan Kopertis Wilayah IV Jawa Barat No..............resmi berdiri STKIP Suryakancana Cianjur atas prakarsa Pemda dan DPRD Kabupaten Cianjur, PGRI Kabupaten Cianjur, Kepala kantor Depdiknas Kabupaten Cianjur, Korpri Kabupaten Cianjur dan bergabung dengan Sekolah Tinggi Hukum Suryakancana Cianjur, yang merupakan embrio Universitas Suryakancana Cianjur. 

Kongkritnya Ketua umum panitia pembangunan bapak Ir. H. Adjat Sudrajat Sudiraharja, menyerahkan :

Sebidang tanah di Pasir Gede Raya seluas 5,187 Ha.
Dua unit bangunan, 6 (enam) ruang belajar untuk STH Suryakancana dan 6 (enam) ruang belajar untuk STKIP Suryakancana Cianjur tahap pertama.
Pembangunan jalan sepanjang Jl. Dr. Mawardi lewat RSUD Sayang Cianjur menuju kampus Universitas Suryakancana Cianjur (STH dan STKIP) Suryakancana saat itu.
Menggabungkan kedua Perguruan Tinggi saat itu STHS dan STKIPS dalam satu yayasan yaitu Yayasan Pembina Perguruan Suryakancana (YPPS) Cianjur
Pada tahun 2000-an Yayasan Pembina Perguruan Suryakancana Cianjur, memperjuangkan agar di Kabupaten Cianjur bediri suatu Universitas Suryakancana atas surat keputusan Mendiknas RI No : 100/D/O/2001 Universitas Suryakancana berdiri : 

Fakultas Hukum
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Fakultas Pertanian
Fakultas Teknik
Pada tahun 2008 atas surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor : Dj.I/303/2008 Tentang Izin Pembukaan Program Studi (S1) pada Perguruan Tinggi Agama Islam Swasa (PTAIS) pada Tahun 2008, maka dibukalah Fakultas Agama Islam yang terdiri dari dua program stdi, yaitu Program Studi Kependidikan Islam dan Program Studi Ekonomi Syari’ah.

Sampai saat ini Universitas Suryakancana Cianjur memiliki 5 Fakultas yaitu:

Fakultas Hukum
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Fakultas Pertanian
Fakultas Teknik
Fakultas Agama Islam
yang terdiri dari 13 Program Studi.

Model TCP/IP

Internet protocol suite atau TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.

Fungsi, Kelemahan dan Kelebihan Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah, hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi 5 kategori utama seperti di bawah ini.

Protokol Jaringan Komputer

Protokol merupakan bahasa komunikasi antara komputer satu dengan komputer lainnya. Seperti halnya manusia yang berkomunikasi dengan bahasa yang sama pula. Maka komputer juga berkomunikasi komputer satu dengan yang lainnya jika kedua komputer menggunakan protokol yang sama juga. Fungsi protokol sendiri bekerja sama untuk menangani proses pengiriman data. Protokol yang sering digunakan atau yang banyak digunakan untuk kemunikasi data pada area yang luas yaitu TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol).

Pengertian OSI dan kegunaannya

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).

Apa Itu Packet Tracer

Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.